Keterlambatan menopause berkaitan dengan risiko asma lebih tinggi

Menopause merupakan fase alami dalam kehidupan wanita yang ditandai dengan berhentinya menstruasi dan penurunan produksi hormon reproduksi, seperti estrogen. Namun, sebuah penelitian terbaru menunjukkan bahwa keterlambatan menopause dapat meningkatkan risiko terkena asma pada wanita.
Penelitian yang dilakukan oleh para ilmuwan di Inggris menemukan bahwa wanita yang mengalami menopause pada usia yang lebih lanjut memiliki risiko asma yang lebih tinggi. Hal ini disebabkan oleh perubahan hormonal yang terjadi selama menopause, terutama penurunan kadar estrogen dalam tubuh.
Estrogen memiliki peran penting dalam menjaga kesehatan saluran napas dan mengontrol peradangan yang terjadi pada penderita asma. Oleh karena itu, penurunan kadar estrogen selama menopause dapat menyebabkan peradangan pada saluran napas menjadi lebih parah, yang dapat memicu serangan asma.
Selain itu, keterlambatan menopause juga dapat berdampak pada kesehatan paru-paru secara keseluruhan. Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa wanita yang mengalami menopause pada usia yang lebih muda memiliki risiko lebih rendah terkena penyakit paru-paru, seperti asma dan penyakit paru obstruktif kronik (PPOK).
Oleh karena itu, penting bagi wanita untuk memahami pentingnya menjaga kesehatan hormonal mereka selama masa menopause. Selain itu, wanita yang mengalami gejala asma atau masalah pernapasan lainnya selama menopause sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Dengan demikian, dengan menjaga kesehatan hormonal selama menopause, wanita dapat mengurangi risiko terkena asma dan masalah pernapasan lainnya. Selain itu, melakukan gaya hidup sehat, seperti olahraga teratur dan pola makan yang seimbang, juga dapat membantu menjaga kesehatan paru-paru dan mencegah terjadinya penyakit pernapasan.