Skip to content

Jumlah ibu terkena depresi pascapersalinan kian meningkat di AS

Written by

kopawdkp

Menurut data terbaru dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC) di Amerika Serikat, jumlah ibu yang terkena depresi pascapersalinan semakin meningkat. Depresi pascapersalinan merupakan kondisi mental yang serius dan dapat berdampak negatif pada ibu dan bayi.

Depresi pascapersalinan dapat terjadi pada ibu setelah melahirkan, biasanya dalam 4-6 minggu pertama setelah melahirkan. Gejalanya meliputi perasaan sedih yang mendalam, kelelahan yang berlebihan, kesulitan tidur, perasaan tidak mampu merawat bayi, dan bahkan pikiran untuk menyakiti diri sendiri atau bayi.

Penyebab depresi pascapersalinan bisa bermacam-macam, mulai dari perubahan hormonal, stres, kurangnya dukungan sosial, hingga riwayat gangguan mental sebelumnya. Oleh karena itu, penting bagi para ibu untuk mendapatkan dukungan dan perawatan yang tepat jika mengalami depresi pascapersalinan.

CDC merekomendasikan agar para ibu yang merasa sedih atau cemas setelah melahirkan segera mencari bantuan dari tenaga medis atau profesional kesehatan mental. Perawatan untuk depresi pascapersalinan bisa meliputi konseling, terapi obat, atau dukungan dari keluarga dan teman-teman.

Penting bagi masyarakat dan tenaga kesehatan untuk meningkatkan kesadaran tentang depresi pascapersalinan dan pentingnya penanganannya. Dengan dukungan yang tepat, para ibu yang mengalami depresi pascapersalinan dapat pulih dan kembali merasakan kebahagiaan dalam merawat bayi mereka.

Previous article

Mengenal lebih dekat Rumah Sakit Siloam beserta sejarahnya

Next article

Wamenpar bahas strategi pengembangan pariwisata bersama asosiasi